Teng Teng Teng Teng, Teng Teng Teng Teng.
“Mohon perhatian, kereta api Jayakarta akan tiba di stasiun Solo Balapan. Bagi Anda yang akan mengakhiri perjalanan di stasiun Solo Balapan, kami persilahkan untuk mempersiapkan diri. Periksa dan teliti kembali barang bawaan anda jangan sampai ada yang tertinggal.”
Sebetulnya saya masih menahan kantuk. Maklum saja jarum jam hampir bergeser sempurna di angka 12. Dan, selama perjalanan 9 jam dari stasiun Pasar Senen, saya hanya bisa tertidur kurang lebih satu jam.
Selebihnya, saya tertarik dengan drama Jepang yang menceritakan tentang gadis bisu dan tuli yang pandai memainkan biola. Drama seri ini sebetulnya sudah sangat lama, mungkin keluaran tahun 2006. Tapi yang spesial adalah drama inilah yang membuat saya belajar bahasa Jepang lebih mendalam.
“Gambarimasu.”
Ungkapan penyemangat dalam bahasa Jepang yang selalu saya ingat ketika saya sedang dalam keadaan terpuruk dan tidak bersemangat.
“Yuk.”
Saya tidak sendiri. Bersama beberapa orang teman dari Jakarta, kami kebetulan terlibat sebuah acara di Sragen. Namun, karena Sragen tidaklah terlalu jauh dari Solo, maka kami menginap di Solo. Dan, beruntungnya lagi kami memiliki waktu yang terbilang cukup untuk jalan-jalan keliling kota Solo. Walaupun sebetulnya waktu dua sampai tiga hari ini hampir dipastikan sangat kurang bagi saya.
Tengah malam di Solo, bikin sedikit khawatir bagaimana cara menuju ke hotel di tengah kota Solo. Jarak dari stasiun ke hotel tak kurang dari 3 kilometer. Tapi gempor juga kalau kita jalan kaki dari stasiun.
“Kita pesan GO-CAR aja ya. Nanti patungan aja.”
Saya tersenyum dan mengangguk, tanda setuju. Lagian siapa yang akan protes kalau kekhawatiran sudah sirna. Maklum sudah tengah malam dan acara kami lumayan pagi.
“Kita berempat duluan ya.”
Kebetulan jumlah kami berdelapan, jadi pas banget dibagi dalam 2 rombongan.
“Eh, mas ini tasnya?”
Saya berpandangan dengan teman saya. Kayaknya bukan tas saya, tapi tas teman saya, Aris.
“Eh, kita kerjain aja. Bilang aja kita enggak bawa tasnya. “
Di tengah malam dan sudah terlalu capek ternyata ada saja hal yang bikin saya tersenyum.
Belum genap sepuluh menit, mobil yang membawa kami pun hampir sampai di hotel. Nada dering smartphone saya berbunyi. Ternyata Aris menelpon. Dari balik kaca mobil, saya sudah melihatnya panik dan terlihat sangat bingung.
“Iya, ada kok di gue.”
Saya enggak tega melihat teman saya panik, akhirnya rencana untuk ngerjain Aris batal. Dan, kami pun langsung ke kamar dan istirahat. Esoknya kami pun ke acaranya.
Solo itu di tengah-tengah antara Semarang dan Yogyakarta. Dan, di Solo inilah saya selalu menikmati sajian kuliner dan tempat-tempat wisata baik yang mainstream maupun yang jarang dilirik dan sangat jauh dari Solo sekitar satu atau dua jam dari tengah kota.
Pilihan yang paling sempurna adalah kuliner. Inilah yang menyatukan kami semua. Dari pada berantem gara-gara tidak bisa satu suara dalam menentukan tempat wisata mana saja yang harus kami kunjungi.
Tapi ternyata tak semudah yang dibayangkan. Baru saja turun dari GO-CAR yang kami pesan tadi di hotel. Ternyata warungnya tutup.
“Terus kita makan apa donk?”
Kami mencoba berjalan dari pasar, ternyata tak lama kemudian sampailah di warung ayam bakar. Sebuah warung yang tidak terlalu kami kenal. Namun, rupanya perut kami memanggil. Oke, kami putuskan untuk makan di warung ini.
Kami saling pandang ketika melahap ayam dan nasi hangat. Lalu tak sadar, nasi yang saya makan tersisa hanya satu kepal tangan lagi. Artinya hanya sesuap lagi nasi ini akan habis.
“Mba, pesan nasi satu lagi. Eh, dua.”
Ternyata bukan hanya saya saja yang merasakan kenikmatan melahap ayam bakar ini. Peruntungan kami memutuskan makan di sini tidaklah salah. Ayam bakar dan cap caynya memang the best. Kami puas dan kenyang malam itu.
Setelah mampir di warung, ini ternyata kami belum puas dan memutuskan untuk mampir ke Solo Paragon, bebuah mall yang tak jauh dari hotel kami. Dan, lagi-lagi GO-CAR menyelamatkan kami. Kami tak harus menunggu waktu lama, karena hanya kurang dari lima menit, mobil berplat AD ini sudah di depan mata kami.
“Siam Paragon ya Pak.”
“Iya Mas.”
Saya duduk paling depan sementara tiga orang lainnya berjejer di jok tengah.
“Siam Paragon? Solo Paragon kali?”
Saya tersenyum mengetahui kesalahan saya menyebutkan mall terbesar di Solo ini. Maklum saya dan Rafel baru saja membahas Thailand. Rafel ini pandai berbicara mengunakan bahasa Thailand.
“Sawadee Krab.”
Saya hanya mampu mengucapkan itu saja, sementara Rafel sudah berbicara lancar dengan logat Thailand yang melengking, salah satu ciri khas logat negeri gajah putih.
Berkat GOJEK, saya dan teman-teman bisa menjangkau tempat-tempat strategis di Solo dalam hitungan menit. Oh iya, selain itu sekarang sudah ada fitur-fitur keamanan seperti Tombol Darurat di GO-CAR, Bagikan Perjalanan, dan sudah dilengkapi perlindungan asuransi. Jadi, semakin tidak khawatir lagi jika jalan-jalan atau traveling keliling kota Solo.
Esok kami memiliki rencana mengunjungi Pura Mangkunegara dan Pasar Klewer serta kembali lagi ke Mall Solo Paragon.
Seperti biasa, kami memesan GO-CAR. Dan, kali ini gilirannya jatuh pada Uwan dan Rafel. Seperti biasa kami memesan dua mobil karena jumlah kami yang bertujuh, karena satu orang sudah pulang terlebih dahulu.
Saya tidak pernah meragukan kualitas Driver GO-CAR karena sudah sangat terlatih, bahkan sudah sangat mahir. Shut, mau tahu enggak kenapa bisa mahir sepert ini? Rupanya setelah melewati seleksi ketat, mereka juga diberikan modul pelatihan yang berisi informasi mengenai cara menggunakan aplikasi pengarah jalan, cara merawat kondisi kendaraan, patuh pada peraturan lalu lintas, dan cara memberikan pelayanan yang baik.
Untuk semakin meningkatkan kemampuan berkendara dengan aman, GOJEK bekerja sama dengan Rifat Drive Labs (RDL) dalam penyelenggaraan pelatihan bagi para driver.
Program RDL GOJEK ini diinisiasi Duta Keselamatan Berkendara, Rifat Sungkar. Melalui program ini, mitra driver diberikan pelatihan seperti pengetahuan tentang tanggung jawab, kesabaran, dan empati, defensive riding, keselamatan berkendara, pre trip inspection dan sesi praktek.
Dalam waktu 4 tahun lebih dari 300 ribu driver telah mengikuti program ini di 20 kota di Indonesia. Antusiasme pun tak menurun sampai sekarang, RDL GOJEK masih berjalan setiap bulannya dan diikuti sekitar 10 ribu driver.
GOJEK memberikan edukasi kepada mitra driver melalui #TrikNgetrip. Program ini memberikan edukasi kepada mitra dengan cara yang menyenangkan mengenai memberikan pelayanan terbaik, dan tips dalam berkendara serta perjalanan.
Tak hanya itu, GOJEK juga menyelenggarakan serangkaian workshop dalam upaya meningkatkan keterampilan mitra driver melalui Bengkel Belajar Mitra. Program ini rutin diselenggarakan di berbagai kota di Indonesia dengan menggandeng para profesional di bidangnya masing-masing untuk memberi pembekalan kepada driver GOJEK dalam meningkatkan layanan dan mengasah pengetahuan di bidang lainnya.
Jadi, nggak ada alasan untuk takut driver nggak bisa mengatasi masalah yang terjadi saat melakukan trip. Mereka udah andal semua!
Untuk para mitra driver yang telah memberikan pelayanan prima dan memiliki kontribusi lebih di masyarakat, GOJEK turut mengapresiasi dengan memberikan sebuah penghargaan, bernama Driver Jempolan. Penghargaan ini diberikan GOJEK untuk memotivasi para mitra driver untuk selalu meningkatkan kualitas pelayanan mereka. Penghargaan ini disematkan pada driver berupa pin pada jaket GOJEK mereka.
Lah kalau misalnya malam-malan sendirian dan pengen share perjalanan, ke keluarga atau teman bagaimana? Memang GOJEK sudah ada fitur ini?
Tenang aja, GOJEK sudah memiliki fitur bagikan perjalanan. Bagikan Perjalanan ini adalah fitur yang memungkinkan pengguna membagikan tautan kepada keluarga atau kerabat melalui Whatsapp, LINE, SMS, atau aplikasi bertukar pesan lainnya.
Tautan berisi informasi berupa titik pick up dan drop off; informasi pengendara secara detail baik nama, nomor kendaraan, dan nomor pesanan; serta live location (lokasi saya sekarang). Dengan fitur ini, pengguna dapat merasakan keamanan karena perjalanannya dipantau oleh orang-orang terdekatnya.
Ya, saya merasa aman dan nyaman. Dan, sudah merasakan namanya #UninstallKhawatir. Setiap saya berada di wilayah mana pun, saya selalu menanyakan, apakah kota ini sudah ada GOJEK-nya. Bahkan, di kota kelahiran saya, Pemalang pun sudah ada GOJEK.
“Eh, ini kan hari Senin. Biasanya museum tutup semua.”
Saya berusaha mengecek apakah betul Pura Mangkunegara ini termasuk yang meliburkan diri atau tidak. Ternyata saya salah, Pura ini merupakan kediaman keluarga keraton yang dikelola oleh pribadi sehingga dibuka setiap hari.
Dan, kami keliling di dalam Pura Mangkunegara ditemai dengan seorang pemandu. Pemandu kami mungkin cukup sabar, karena tujuan saya dan teman-teman tak lain tak bukan adalah foto-foto. Bahkan setiap sudut Istana ini pun kami selalu berhenti.
“Ayo kita ke dalam.”
Otomatis kami menghentikan aktivitas foto-foto dan segera masuk ke dalam. Dan, setelah dari singasana, kami masuk ke taman yang menyajikan ornamen perpaduan antara Jawa dan Eropa.
Saya sebetulnya sangat kagum. Sampai-sampai saya menyimpulkan kalau pada ratusan tahun silam, antara Keraton dan Kerajaan lain di belahan dunia sudah menjalin sebuah kerjasama, jauh sebelum berdirinya Indonesia.
Puas berputar-putar dan foto-foto di dalam Pura Mangkunegara, kami melanjutkan perjalanan ke pasar Klewer untuk mencari batik. Sebetulnya sebelum ke Mall Solo Paragon, kami singgah sebentar di Keraton Surakarta Hadiningrat. Namun sayang, Keraton sudah tutup beberapa menit lalu. Tapi seperti biasa, kami masih menyempatkan diri untuk berfoto disana.
Lalu destinasi wisata mana lagi yang harus dijelajahi selain yang sudah disebutkan diatas? Tenang saja, saya masih memiliki rekomendasi wisata di kota Solo.
Kampung Batik Kauman
Kampung Batik Kauman merupakan kawasan di dekat pasar Kliwon. Konon, kawasan kauman ini merupakan kampung khusus sebagai pembuat batik dari keluarga Keraton. Selain pengrajin batik, kamu bisa juga berfoto-foto di sekitar berupa bangunan kuno yang bagus sebagai peghias feed instagram kamu.
Pasar Triwindu
Tak jauh dari Pura Mangkunegaran, berjalan sekitar 5-10 menit, kamu bisa menemukan pasar Triwindu. Pasar ini merupakan pasar barang unik dan antik yang sangat langka serta jarang ditemukan dipasar. Seperti aku kan, satu-satunya di dunia ini loh? Hahaha.
Agrowisata Sondokoro
Suasana alam yang rindang membuat banyak orang menyukai Agrowisata Sondokoro. Tempat ini buka dari 08.00 hingga 17.00. Di Agrowisata ini, kamu akan dimanjakan dengan terapi ikan, pijak refleksi, kuliner lezat, dan sebagainya. Kamu bisa bebas bermain sepuasnya, ada kolam renang dan flying fox.
Benteng Vastenburg
Benteng ini merupakan peninggalan Belanda yang dulunya digunakan untuk mengawasi Surakarta. Benteng ini dibangun sekitar tahun 1745 di kawasan Gladak. Benteng ini merupakan salah satu icon selain Keraton. Jadi jangan sampai tidak foto di benteng ini jika mengunjungi Solo.
Saya tersenyum puas setelah sampai di Mall Solo Paragon. Setidaknya saya sudah keliling dan jalan-jalan di Solo berkat bantuan GOJEK. Salah satu kekhawatiran saya sudah hilang, bahkan sudah saya #UninstallKhawatir.
“Beberapa fitur GOJEK ini bisa digunakan kalau update aplikasi.”
Oh iya, saya jadi ingat kalau fitur-fitur keamanan seperti Tombol Darurat di GO-CAR dan bagikan perjalanan hanya terdapat di aplikasi GOJEK yang paling ter-update.
Fitur Tombol Darurat ini memungkinkan pengguna mendapatkan rasa aman karena GOJEK menyediakan tombol yang dapat digunakan untuk keadaan atau situasi darurat. Tombol tersebut akan langsung terhubung pada Unit Darurat GOJEK yang siap melayani 24/7. Kabar baiknya nih, Tombol Darurat sudah bisa diakses customer GO-CAR se-Indonesia. Semoga bisa segera diakses di GO-RIDE ya. Tapi ya, semoga saja fitur ini nggak terpakai deh karena perjalanan kita aman-aman saja.
Selain fitur keamanan, apalagi yang sangat membantu para traveler atau pejalan khususnya di Indonesia?
Kini jika terjadi kecelakaan atau pencurian selama perjalanan, maka kita bisa memanfaatkan perlindungan asuransi. Tenang saja, perjalanan menggunakan layanan GO-RIDE kita dijamin kok dari titik penjemputan hingga lokasi tujuan.
Asuransi GO-RIDE ini merupakan hasil kerja sama GOJEK dan platform asuransi digital. Asuransi penumpang GO-RIDE ini otomatis aktif, berlaku se-Indonesia, dari waktu penjemputan hingga tiba di tujuan.
Solo memiliki kenangan, bahkan saya ingat betul ketika beberapa tahun lalu saya seorang diri menjelajah kota Liwet ini. Saya sangat terbantu dengan GOJEK. Sekitar 4 hari saya menjelajah Solo tanpa ada rasa khawatir dan merasa beruntung karena dapat menjelajah destinasi wisata yang tak biasa, atau anti-mainstream.
Tidak ada lagi rasa khawatir pada saat menjelajah setiap sudut Indonesia, karena saya merasakan keamanan dan kenyamanan di setiap perjalanan dengan GOJEK.
Dan, sudah saatnya saya #UninstallKhawatir dengan menggunakan GOJEK. Oh iya jangan lupa untuk update aplikasi GOJEK sehingga bisa menggunakan fitur-fitur keamanan terbaru ini.
Yuk, sudah waktunya pakai GOJEK!