Hotel Solo

Explore Kampung Batik Laweyan Solo Dan Menginap Di Hotel Pop

Sudah menjadi kebiasaan saya menjelajahi kampung tradisional suatu daerah. Kali ini Solo yang terkenal dengan Batik menarik saya untuk sekedar jalan-jalan di Laweyan. Siapa tak mengenal Laweyan sebagai sentra batik di Solo. 
“Kalau ke Solo, apa yang harus gue kunjungi?”
Saya bertanya sahabat saya yang ada di Solo, Halim. Saya sepertinya sudah sangat cocok dengan Halim dalam hal menjelajahi suatu daerah. Alasannya hanya satu, karena Halim selalu tertarik dengan sejarah apapun termasuk Laweyan yang ternyata menyimpan banyak cerita.
“Kampung Batik Laweyan.”
Halim menjawab whatsapp dengan jawaban yang sangat panjang lebar setelah dia menyebutkan daerah itu. Iya, ini kali kedua saya mengunjungi Solo. Dan, saya membutuhkan destinasi yang tak biasa dan cenderung luar biasa. Sebelum mengunjungi Laweyan, saya sempatkan terlebih dahulu ke Pasar Gede, karena memang lapar dan belum sarapan, sengaja saya menahan lapar tersebut. 

Saya cukup terkejut karena Kampung Batik Laweyan ini seperti bukan kampung batik karena kabarnya sudah berubah menjadi kampung religi atau kampung islami. Terlihat dengan grafiti atau corak warna hijau yang sangat dominan. Aktivitas batik membatik sangat jarang terlihat, hanya ada satu dua toko yang buka. Saya dan Halim hanya jalan kaki mengikuti kemana arah kaki ini melangkah sampai di suatu sudut terdapat sebuah rumah batik, tepatnya tempat workshop membatik. Lalu, kaki kami berhenti dan berlabuh di tempat tersebut.

Batik warna-warni seperti lukisan dengan motif abstrak sesuai dengan keinginan pengrajinnya. Saya baru tahu kalau seni batik pun mengalami banyak perubahan seperti dalam hal motif dan corak yang sangat beragam serta mengikuti zaman now yang kaya akan warna. 
Saya hanya mengamati mereka bekerja sambil ngobrol mengenai apapun tentang batik yang sedang mereka kerjakan. Bahkan, terdapat produk kaos batik yang ternyata juga menarik minat kaum muda zaman now. Wah, memang sesuatu yang sangat berbeda ya tapi sangat menarik apalagi saya juga tidak terlalu suka mengenakan kemeja batik fromal, saya lebih suka mengenakan kaos karena lebih nyaman dan tidak terlalu berkeringat. 

Setalah saya mengunjungi Laweyan, saya kembali lagi ke Hotel Pop Solo. Letak Hotel Pop dan Kampung Batik Laweyan tidaklah terlalu jauh sehingga saya memutuskan untuk jalan kaki. Hitung-hitung saya melenturkan lemak yang selama ini mengumpal di badan. 
Hotel Pop di Solo ini memang sangat berbeda dengan lainnya karena mengusung tema warna yang lebih colorfull dan cerah. Warna yang sangat dominan adalah hijau dan biru dipadu warna lainnya seperti merah dan kuning sebagai ornamen. 
Saya menyukai warna biru sebagai warna favorite. Bukan karena saya cowok dan mengharuskan saya memilih sisi maskulin yang ada di biru. Saya menyukai biru karena warnanya selalu menenangkan bahkan dikala gejolak ada di dalam dada, halah hahaha. Makanya saya lebih suka ke pantai daripada gunung, karena birunya laut itu menyenangkan.

Saya cukup terkesan dengan Hotel Pop Solo karena lobby yang luas disertai dengan restoran dengan konsep yang unik. Seperti recycle things disulap menjadi restoran yang sangat bagus dan warna-warni. Oh iya, restoran ini sangat instagramable dan terbuka bagi siapa saja yang akan mampir walau tidak menginap di Hotel Pop. 
Masalah harga di Pit Stop, nama restorannya, tidak usah khawatir karena masih terjangkau mulai dari ribuan sampai puluhan ribu. Selain itu terdapat pilihan paket menarik seharga 20-30an ribu, so bagi yang lapar bisa mampir ke sini. Oh iya, WIFI di restoran ini juga sangat cepat dan super kencang sehingga tugas kuliah atau kerjaan kantor pun bisa diselesaikan dengan cepat. 

Masuk ke dalam kamar, kita disuguhkan dominasi warna hijau dengan warna lain seperti kuning, merah dan biru. Kamar mandinya pun sangat unik dengan bentuk melengkung atau bulatan dengan sabun atau shampoo juga tersedia, namun tidak tersedia pasta dan sikat gigi. Tapi kita mendapatkan air minum dua botol. Televisi dan WIFI juga bisa menjadi hiburan yang sangat menyenangkan kalau misalnya berdiam diri di kamar. 
Kalaupun lapar dan mau berkeliling disekitaran hotel, terdapat restoran dan tempat makan. Kalau misalnya kehabisan duit dan butuh ATM, kebetulan di depan Hotel Pop terdapat Mall Elektronik yang menyediakan berbagai macam ATM. 
Saya membuka jendela kamar, diluar memang sangat terik siang ini. Namun, awan dan langit yang cerah ini membuat saya ingin mengelilingi kota Solo. Saya ingin mengunjungi klenteng atau vihara yang sangat jarang ditemukan di Solo. Setelah tanya sana sini, saya akhirnya memutuskan untuk ke Vihara Dhamma Sundara. 

Pengalaman menginap semalam di Hotel Pop Solo sangat mengagumkan, karena kenyamanan yang dicari sangat tersedia. Juga tempatnya yang sangat strategis dan dekat dengan Kampung Batik Laweyan. 
So, kalau ke Solo dan bingung mau menginap dimana? Saya merekomdasikan Hotel Pop Solo sebagai salah satu hotel yang bagus dan menyediakan fasilitas yang memuaskan untuk kita semua. Harga semalam sekitar 280 K -300 K sehingga sangat reasonable sekali. 

Informasi Hotel Pop Solo

Alamat
Jl. Brigjend Slamet Riyadi, Purwosari,
Laweyan, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57147

Telepon 
(0271) 3009999

Maps

Anda mungkin juga suka...

2 Komentar

  1. Seru juga ya di kampung batik laweyan ada mural-muralnya gitu… 🙂

    Cheers,
    Dee – heydeerahma.com

  2. Kampung Laweyan menarik buat dikunjungi.
    Ikut senang lihat para pemudanya aktif membatik.
    Jaraang terlihat loh pemuda sekarang itu ikut ambil bagian membatik … , ujung2nya cuma di bagian proses pencelupan kain.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *