Teknologi tercipta kadang bukan pada saat di zona nyaman. Dalam situasi terjepit dan terpaksa, justru ide brilian muncul dan menyelamatkan banyak orang dari permasalahan yang dihadapi. Pandemi Covid-19 mungkin saja menjadi sebuah momok yang menakutkan dan memberatkan, namun dibalik itu ternyata beragam ide dan gagasan brilian muncul serta menjadi jawaban atas beragam permasalahan yang terjadi.
Pada saat pandemi melanda, sekolah menerapkan pembelajaran jarak jauh. Karena terbiasa dengan pembelajaran konvensional, dimana para siswa terbiasa mencatat melalui buku tulis dan guru pun terbiasa mencatat semuanya melalui papan tulis, disitulah tantangan besar dimulai. Tak hanya itu, biasanya pada saat ulangan dan ujian, siswa pun mengerjakan melalui lembar soal dan jawaban melalu kertas. Pandemi pun mengubah segalanya, yang tadinya pembelajaran tatap muka, berubah seketika menjadi pembelajaran online dari rumah.
Saat ini, pembelajaran online sudah sangat terbiasa dilakukan mulai dari siswa dan guru yang melakukan pembelajaran melalui jaringan internet. Tak hanya itu, muncullah beragam aplikasi digital yang membantu siswa dan guru melakukan pembelajaran dari gawai. Memang pada saat itu, semuanya berjalan dengan sangat baik dengan pembelajaran online.
Namun, pada saat melakukan Ujian baik tengah Semester dan Ujian akhir Semester melalui daring, Siswa pun mulai mengalami kesulitan karena kuota habis dan sinyal yang kadang tidak stabil pada saat ujian berlangsung. Tak hanya itu, sekolah juga mengalami kendala karena keterbatasan daya tampung pada server sehingga kerap kali mengalami gangguan pada saat diakses secara bersama-sama.
Berawal Dari Pandemi, Menciptakan Aplikasi Tanpa Sinyal Dan Server
Dari situasi keterbatasan kuota dan gangguan server yang dialami oleh sekolah, membuat Maman Sulaeman, seorang guru dari SMK Gondang Wonopringgo Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, melakukan gebrakan baru yang membantu siswa pada saat pembelajaran online dan ujian tanpa harus memikirkan kuota dan sinyal.
Aplikasi itu bernama TCExam Mobile Friendly Computers Based Test untuk Asesmen Kompetensi Minimum (TMFCBT for AKM ). Aplikasi ini sebetulnya telah diciptakan lama sebelum pandemi sekitar tahun 2016. Dan, kemudian pada saat pandemi aplikasi ini dikembangkan lebih lanjut melalui platform penilaian tanpa kuota dan sinyal serta sekolah yang sering terbatas server yang dimilikinya.
Aplikasi ini memungkinkan siswa hanya membutuhkan kuota dan sinyal pada saat membagikan soal melalui aplikasi Whatsapp atau bluetooth. Setelah itu, siswa tersebut hanya cukup mengerjakan soal tanpa membutuhkan sinyal dan kuota sehingga bisa meringankan siswa yang terbatas pada akses sinyal dan internet.
Metode ini sangat membantu siswa yang terbatas aksesnya terhadap internet namun bisa tetap mengikuti ujian tanpa adanya gangguan sinyal. Dengan perkembangan aplikasi ini, Maman pun berbagi melalui laman facebook dan lama kelamaan pun banyak yang tertarik mengikuti bagaimana caranya, sehingga kemudian dibentuklah grup telegram. Dari grup telegram tersebut, secara luas bisa menjangkau sekolah dan siswa lain yang sangat membutuhkan informasi tersebut. Pada saat pandemi saja, sudah terdapat 16 sekolah dari 9 provinsi yang tergabung, dengan jumlah siswa mencapai 4.600-an peserta ujian dan 460-an user telegram yang telah terdaftar.
Maman Sulaeman, Membantu Siswa Yang Sedang Magang Di Atas Kapal
Dengan tersebarnya informasi aplikasi yang dibuat oleh Maman Sulaeman, maka kini sudah lebih dari 20 sekolah di Indonesia yang memanfaatkan aplikasi ini yang tersebar di beberapa provinsi antara lain ceh, Sumatra Utara, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, NTT, Kalimantan Selatan hingga Sulawesi Selatan.
Tak hanya bermanfaat pada saat di darat saja, aplikasi ini juga sangat membantu siswa jurusan kelautan yang sedang melakukan magang di kapal lepas pantai. Pada saat itu, siswa magang tersebut harus melakukan ujian, dan biasanya di lepas pantai sinyal kurang memadai. Beruntung sekali bisa memanfaatkan aplikasi buatan Maman ini dan bisa melakukan ujian dengan tenang.
Tak hanya bermanfaat bagi siswa saja, namun aplikasi tanpa sinyal dan server ini dimanfaatkan oleh sekolah yang belum memiliki infrastruktur dan jaringan internet yang memadai sehingga bisa tetap mengelar ujian tanpa harus menggunakan jaringan internet tersebut.
Dengan dedikasinya membuat aplikasi tanpa sinyal dan server tersebut, Maman Sulaeman menerima SATU Indonesia Award tahun 2021 penerima apreasis khusus pada saat pandemi Covid-19. Semoga lahir Maman Sulaeman lain yang bisa menciptakan aplikasi yang membantu Masayarakat Indonesia.