Taken By Samuel N. |
Pilihan tranportasi menuju Bandung sangatlah beragam mulai dari travel, kereta api, mobil pribadi, bus umum dan pesawat. Saya memiliki keistimewaan dan kemuduhan apabila ingin menuju ke Bandung karena jarak yang tak terlalu jauh sekitar 100-an KM. Jadi tinggal pilih moda transportasi kemudian duduk manis sambil menikmati lagu-lagu kesukaan.
Setelah packing selesai, kemudian saya bergegas menuju Plaza Semanggi dengan mengunakan ojek online. Saya terburu-buru untuk mengejar armada travel yang akan berangkat jam 6 sore. Setelah membayar ongkos, saya bergegas menuju counter X-Trans yang berada di sebelah pintu masuk bagian luar. Dan, ternyata armada travel telah jalan dari jam 3 tadi dan yang tersisa adalah keberangkatan pukul 19.00 nanti. Tak sabar menanti, akhirnya saya bergegas menuju Cititrans di daerah SCBD.
Wal hasil setelah berjibaku dengan macet karena berbarengan dengan jam pulang kantor, akhirnya saya sampai di pool Cititrans jam 6 lewat sedikit. Dengan wajah sedikit mengerut, saya membeli tiket untuk keberangkatan jam 7. Huh, andai saja saya menunggu di Semanggi, maka hal ini tak akan terjadi. Tapi show must go on, Bandung here I come.
Suasana “Manis” dan “Homey” Di Bandung
“Gio, nanti kamar jangan dikunci ya. Lo tidur aja dulu.”
Saya meninggalkan pesan kepada Gio karena sampai jam 11 malam, travel yang membawa saya tak kunjung sampai di pastuer, Bandung. Saya sempat khawatir sampai di Bandung dini hari. Ah, kekhawatiran saya ternyata berlebih, Travel yang membawa sekitar 11 penumpang sampai di pastuer sekitar setengah jam kemudian. Setelah turun dari travel, saya menunggu sejenak dan tak lama kemudian saya memesan taksi online dari sebuah aplikasi. Aplikasi ini cukup membantu disaat sebagian orang di Bandung tengah terlelap, saya sendiri di pinggiran jalan pasteur.
Tak berapa lama, taksi tersebut muncul dan mengantarkan saya menuju Sweet Karina Hotel yang dekat dengan Universitas Maranatha, Bandung. Suasana malam terasa sekali ketika memasuki daerah kompleks perumahan menuju hotel. Dingin dan sepi, namun masih terdapat beberapa warung yang buka. Saya merasa beruntung dan terselamatkan karena tentu saja perjalanan panjang dari Jakarta menuju Bandung membuat perut terasa kosong dan berangin.
Credits to www.disgiovery.com |
“Makan mie rebus yuk, nemenin gue.”
Setelah masuk ke kamar hotel, saya bukannya langsung rebahan atau duduk, tapi menanyakan masalah makanan. Gio terkejut. Mungkin ‘syok’ atas pernyataan gue. Namun diluar dugaan Gio mengangguk dan mengiyakan permintaan saya.
Perut penuh dengan satu mangkuk mie rebus ditambah dengan 3 buah gorengan. Untuk menghangatkan badan dan agar tidur dengan pulas, saya memesan satu gelas susu hangat. Sangat cocok dengan suasana malam ini yang dingin setelah hujan rintik-rintik menguyur Bandung.
Credits to www.disgiovery.com |
Memasuki kembali kamar hotel membuat saya memperhatikan lebih detail ruang kamar yang cukup luas dan dengan tempat tidur yang nyaman. Ornamen yang sangat klasik di tambah cuaca Bandung yang mendung sangat cocok disebut “Homey” dan “Sweet” atau “Manis”. Homey karena konsep hotel ini memang dirancang untuk traveler ataupun keluarga. Sedangkan Sweet terwujud dari dekorasinya yang didominasi dengan warna merah. Walaupun saya suka biru, namun warna merah kali ini memang sangat berbeda, ada sentuhan lain yang membuatnya terasa nyaman.
Saatnya mengistirahatkan diri untuk jalan-jalan besok mengelilingi Bandung, tapi sebelumnya saya membersihkan diri dulu di kamar mandi. Meski terbilang belum berbintang banyak, namun fasilitas kamar mandi dan toilet tergolong bersih dan lengkap. Ada handuk, handuk kecil, shampoo, sabun mandi, pasta gigi dan sikat gigi, wah lengkap juga ya. Selesai berbenah diri, saatnya saya menuju alam mimpi.
Sarapan Mewah Dan Bermain di Rooftop
Mata saya sudah disugguhkan dengan sesuatu yang manis pagi ini. Betapa tidak, sebuah vas dengan bunga berwarna merah telah menanti saya di ruang sarapan. Ah, cantik sekali bunga ini. Walaupun tak asli, namun anggap saja bahwa bunga ini asli. Dan segera teralihkan dengan menu makanan yang sangat komplit mulai dari nasi goreng, mie goreng, sayuran, ayam goreng, daging, bubur, roti, sereal dan masih banyak lainnya.
Saya mengambil buah-buahan terlebih dahulu mengikuti Gio dan Mba Donna yang telah terlebih dahulu mengambil buah. Ada semangka dan melon. Saya suka keduanya, namun kalau diseuruh memilih maka saya akan memakan melon terlebih dahulu. Mulut saya kemudian penuh dengan melon tercampur dengan semangka.
Bagian kedua adalah makan berat dengan komposisi nasi, sayuran, daging dan ayam goreng renyah ala-ala kentucky. Panggil saja saya “Gembul” akibat kekhilafan ini, namun percayalah bahwa saya makan seadanya kok tidak berlebih. Halah, padahal makan semua yang ada hahaha.
And, the last is the drink. Sajian minuman cukup simple dan lengkap. Teh, Kopi, Susu, Jus dan Air Putih. Saya pilih jus dan air putih untuk menetralkan lemak-lemak bandel yang ada di perut ini. Oh iya, ada yang pernah mencoba khasiat air putih dan perasan lemon? Katanya dapat mengikis lemak yang ada didalam perut. Sayang sekali tidak ada lemon ataupun jeruk nipis, kalau saja ada saya akan meminumnya dengan porsi 10 gelas. Wow.
Di lantai paling atas, terdapat rooftop yang sangat sejuk karena ditumbuhi tanaman hias. Dari rooftop ini setidaknya bisa memandang gedug-gedung lain di sekitar pastuer. Pagi itu rasanya tidak terlalu panas ataupun mendung, jadi bisa terlihat jelas hiruk-pikuk kegiatan orang di sekitar hotel. Bagian atas hotel terdapat ruang meeting dan rooftop ini, namun memang sayang rumputnya sudah tumbuh besar dan tak beraturan.
Sebetulnya ingin berlama-lama menikmati pagi menjelang siang ini, namun karena kami akan mengelilingi Lembang dan menikmati kulinernya, maka kami bergegas turun dan menuju lobi. Mobil pesanan dan supir telah menanti di bawah sana.
Merah, klasik dan sejuk, kesan itulah yang melekat ketika saya melalui lobi. Persis disebalah lobi, terdapat kolam ikan lengkap dengan ikan yang sedang berenang. Fasilitas lain yang disiapkan adalah dapur umum. Loh kenapa dapur umum? The reason is ketika ada keluarga yang membawa anak kecil dan butuh memanaskan air dan membuat susu hangat, maka dapur ini dapat termanfaatkan. Apalagi yang sering membawa makanan bisa dihangatkan ketika malam tiba. Alasan sederhana namun sangat bermanfaat.
Entah kenapa rasanya berat meninggalkan Sweet Karina Hotel ini. Ingin rasanya merasakan “Manis” dan “Homey” sehingga sangat terasa kesan rumah tempat tinggal dibandingkan dengan hotel karena rumahlah yang membuat saya merasa nyaman dan akan kembali lagi kesini.
Saatnya menikmati Bandung khususnya Ciwidey dan Lembang. See yaa.
Informasi Sweet Karina Hotel Bandung
Alamat
Jl. Terusan Babakan Jeruk IV No. 38
Pasteur (Dekat Universitas Maranatha)
Bandung, Indonesia
Telepon Reservasi
+622 2017 140
Email Reservasi
reservation@sweetkarinahotel.com
Website
Social Media
Facebook : SWEETKARINAHOTEL
Maps
"Gio, nanti kamar jangan dikunci ya. Lo tidur aja dulu."
Man, kok pesan ini kesannya serem ya? hahahaha …
Itu oom Gio gayanya standard banget, ngambil makan, berkalung kamera, dan megang hape. Gak bisa disimpen dulu apa hape nya bang? 😀
Btw, ini hotelnya kesannya rumah saudara gitu ya. Nyaman dan ada dapur umum yang bisa dipakai bersama. Boleh nih kalau direkomendasiin ke keluarga 🙂
Bandung banyak banget hotel2 bagus.. ini aku rekomendasikan ya ke saudara, soalnya pada mau ada acara ke Bandung dan lokasinya deket juga. Harus baca2 kayak gini dulu buat nyari rekomendasi hotel
Kalo ada cumilebay pasti makin tambah manis hehehe
lebih mantep lagi kalo nginepnya di hotel sekitaran dago ato lembang.. lebih berasa bandungnya deh 😀
hotelnya nyaman banget ya, bersih..
bukan hanya kulinernya yang enak tapi bandung juga hotelnyakeren-keren, thanks infonya..