Uncategorized

Ditengah Gersang Gunung Kidul, Desa Kemuning Meningkatkan Gizi Warga

Gunung Kidul, wilayah tandus dan berbatu. Jika melewati daerah ini pada musim hujan, maka hawa panas sudah menyeruak masuk melalui helm. Gersang, begitu kira-kira Gunung Kidul mendapatkan julukan dari beberapa puluh tahun silam. Berbeda dengan daerah lain yang masih memiliki hutan dengan tanaman yang rindang, hampir sebagian wilayah Gunung Kidul memiliki struktur tanah berbatu. Bahkan untuk melakukan penanaman padi pun harus menggunakan padi jenis tertentu, Gogo Rancah.

Telaga Kemuning, Gunung Kidul berbeda dengan wilayah lainnya, mampu memaksimalkan potensi wilayahnya yang dekat dengan sumber air. Dan, benar saja ketika datang ke Telaga Kemuning, sepertinya kesan Gunung Kidul yang gersang seolah sirnah begitu saja. Bahkan. sebelum masuk ke Telaga Kemuning, suasana hutan dengan tanaman sengon pun menyambut siapapun yang datang menuju tempat wisata.

Desa Wisata Telaga Kemuning, Gunung Kidul, menjadi sebuah oase dikawasan yang dikenal gersang ini. Semenjak pandemi melanda, Telaga Kemuning ini memang perlahan-lahan mulai bangkit. Masyarakat pun mulai mengunjungi kembali tempat wisata dengan suasana yang justru sangat hijau dan berbeda 180 derajat dengan daerah lain di Gunung Kidul.

Asa Dari Telaga Kemuning

Sumber gambar : jogja.tribunnews.com

Pada saat Telaga Kemuning ditasbihkan menjadi Desa Wisata, inilah titik awal harapan dari warga untuk meningkatkan ekonomi dan kualitas hidup. Asa itu datang dan membawa berkah sekailgus membuka pintu-pintu lain.

Pada tahun 2016, Desa Kemuning ditetapkan sebagai Kampung Berseri Astra sekaligus dibangunnya beberapa fasilitas untuk mendukung perkembangan baik di kawasan Telaga Kemuning maupun di kawasan lainnya.

Astra memberikan 4 pilar yang sangat penting bagi Desa kemuning yaitu Pendidikan, Kesehatan, Kewirausahaan dan Lingkungan. Suhardi menjelaskan bahwa kondisi saat ini sudah sangat membaik, bahkan Desa Kemuning ini sempat dinobatkan sebagai salah satu KBA yang berprestasi dalam peningkatan gizi balita dan lansia pada tahun 2020.

Dari pendidikan misalnya mulai dari PAUD sampai pendidikan tinggi pun semuanya dibantu oleh Astra. Pada tahun 2016, dari segi pendidikanaAlat edukasi PAUD lalu siswa SD dikasih sepatu sampai tas itu sampai SMA. Beasiswa permurid per semester dari SD dan SMA sekitar 35 orang. Jumlah tersebut pun meningkat dari tahun ke tahun sehingga kualitas pendidikan di Desa Kemuning pun kian meningkat, bahkan beberapa warga pun sudah lulus dari Universitas ternama di Yogyakarta, yaitu UGM.

Sampah yang berserakan dan kesadaran warga akan lingkungan, nampaknya menjadi pekerjaan rumah bagi penggiat Kampung Berseri Astra Kemuning. Suhardi mengungkapkan bahwa awalnya warga sangat antipati terhadap program lingkungan yang dibagikan. Dengan struktur wilayah yang memang gersang dan permasalahan pengelolaan sampah.

Sumber gambar : starjogja.com

Awalnya Bank Sampah Dusun Kemuning dilaksanakan langsung dari Puskesmas namun tidak beroperasi secara efektif. Namun setelah Astra mengambil alih Bank Sampah Dusun Kemuning, kini Astra bisa menghasilkan rupiah untuk program makanan tambahan bayi dan lansia (PMT).

Dengan program makana tambahan bayi dan lansia dari pengumpulan dan pengelolaan sampah ini, membuat warga pun berangsur-angsur turut serta serta mendukung kegiatan ini. KBAKBANNOVATION tahun 2020 menobatkan Desa Kemuning sebagai salah satu desa terbaik dengan program peningkatan gizi balita dan lansia tersebut.

Sektor kewirausahaan dengan memperkuat usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan pariwisata. UMKM di Dusun Kemuning mengolah makanan dengan bahan baku singkong, khususnya Lempeng Telo dan Gaplek Geprek. Tak hanya minuman wedang secang dan jenang pisang yang termasuk dalam makanan dan minuman yang digandrungi masyarakat Kemuning.

Anda mungkin juga suka...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *