Pulau Dewata membuat saya jatuh hati. Berkali-kali liburan atau bekerja di Bali membuat saya tidak jera untuk kembali. Simple saja, Bali memiliki pesona dan kultur yang membuat saya betah berlama-lama bahkan keinginan untuk stay di Bali dengan durasi yang cukup lama.
“Stay saja Man di Bali 2 Minggu.”
Sahabat dari Bali menyarankan untuk berlama-lama di Bali. Tetapi karena satu dan lain hal, saya belum menjawab dengan jawaban pasti. Di dalam hati ini mengamini saja, supaya kesempatan ini akan datang dalam waktu yang tak terlalu lama.
Oh iya, selama ini satu hal yang belum pernah saya lakukan di Bali dan menjadi wishlist satu tahun belakangan ini adalah “Menonton Tari Kecak”. What? Apa? Iya, maklumlah, saya ke Bali hanya dalam rangka outing bersama kantor atau urusan pekerjaan yang berada di Bali dan tidak sekalipun atas kemauan sendiri. Jadi wajar saja saya belum pernah menyaksikan Tari Kecak dari jarak dekat dengan mata, hati dan semua panca indra.
“Tragedi” Monyet
Dari pengeras suara, seorang wanita mengumumkan bahwa untuk keamanan dan kenyaman, pengunjung diharapkan tidak membawa barang-barang berharga dan agar tetap hati-hati. Saya dan beberapa teman langung mengemas kacamata, tas dan barang berharga lainnya. Saya hanya membawa satu tas selempang kecil agar aman. Sementara teman-teman pun melakukan hal sama, hanya membawa barang yang diperlukan untuk menyimpan kamera, dompet ataupun smartphone.
Sebelum menuju Pura Luhur, saya menuju ke kamar kecil di sebelah kanan bagian parkir. Sebelum sampai ke kamar kecil, langkah saya terhenti oleh dua ekor monyet. Saya tergelitik oleh tingkah polah mereka. Satu ekor berada di balik mobil sementara satu ekor lainnya berada di bangunan dekat kamar kecil sambil menjilati air yang berada di lantai. Mungkin karena tak puas dengan air yang sedikit, satu ekor monyet pun kemudian mendekati keran air yang berdekatan dengan kamar kecil dan meminum air keran tersebut. Sungguh lucu polah monyet ini.
Setelah selesai dari kamar kecil, terdengar suara teriakan seorang perempuan. Ternyata satu ekor monyet telah mengambil satu sandal jepit miliknya. Teman-temannya yang berada di sekitarnya pun kemudian menjauh. Monyet pun berjaya dengan satu sandal jepit ditangannya. Namun, seorang kakek dengan berani mengambil kembali sandal dan mengembalikan kepada perempuan tadi. Lega juga akhirnya sandal tersebut kembali kepada si empunya. Benar-benar tragedi monyet yang menjadi pembelajaran. Waspadalah! Waspadalah!
Menikmati Senja dan Pura Luhur
Saya suka senja. Saya suka langit. Apalagi langit biru dan kemudian berangsur-angsur memerah atau emas. Ada rasa damai dan kenyamanan apabila setelah melepas rutinitas kemudian menikmati senja bersama teman atau keluarga.
Keindahan Uluwatu adalah tebing menjulang dari dasar pantai yang luas. Kemudian terdapat Pura yang masih digunakan sebagai tempat peribadatan. Pura Luhur Uluwatu, orang menyebutnya demikian. Sebuah Pura di bagian barat daya pulau Bali dan dipercaya sebagai Pura Sad Kayangan sebagai salah satu penyanga arah mata angin. Pura Luhur juga memiliki Pura Pesanakan dan sangat erat kaitannya dengan Pura Induk, Pura Pesanak diantaranya adalah Pura Bajurit dan Pura Kulat.
Selain batu karang dan Pura Luhur, Pantai Pecatu lah daya tarik lain dari kawasan Kuta, Badung. Pantai Pecatu memiliki ombak yang bagus untuk berselancar sehingga event internasional pun sering diadakan. Para turis sangat menikmati berselancar sambil melihat pemandangan batu-batu karang dan Pura Luhur dari bibir pantai.
Saya pun demikian, terpesona sampai terlena bahwa senja tak akan lama. Namun, karena harus menonton Tari Kecak, akhirnya saya harus terpaksa menikmati senja dari bangku penonton.
Menonton Tari Kecak
Bagaikan orang hamil mengidam sesuatu dan harus dituruti kemuannya, saya pun begitu adanya. Dan, akhirnya momen inilah yang paling ditunggu.
Tari Kecak sudah sangat familiar di masyarakat Indonesia. Bahkan menjadi duta Indonesia di beberapa event Internasional. Dalam tari ini, bunyi “Cak-Cak” akan sering terdengar dan sangat khas. Seluruh penari dalam Tari Kecak adalah laki-laki yang membuat lingkaran. Inti dari Tarian ini adalah menceritakan kisah Ramayana, sebuah kisah cinta kasih antara Rama dan Shinta.
Belakangan ini, pemeran Ramayana bukan hanya laki-laki namun perempuan pun turut serta berperan sebagai Shinta ataupun kijang. Sementara adegan yang paling ditunggu adalah perlawanan Hanoman dalam membebaskan Shinta dari Rahwana. Hanoman sempat terperangkat jerat kawanan Rahwana. Saat Hanoman akan dibakar, jerat tersebut dapat terlepas dan dengan apinya, Hanoman berhasil membakar Alengka. Hanoman Obong atau Anoman Obong, orang menyebut peristiwa tersebut. Sungguh fantastis.
Pertunjukan dengan durasi sekitar 1 jam ini dapat dibeli tiket secara langsung ataupun online. Harga tiket apabila membeli langsung sekitar Rp 100.000 (Dewasa) dan Rp 50.000 (Anak-anak), sedangkan harga online sekitar Rp 85.000 (Dewasa) dan Rp 40.000 (Anak-anak). Untuk info lengkap mengenai tiket bisa cek disini.
Booking Hotel Murah di Uluwatu, Bali
Setelah seharian menikmati pesona Uluwatu, kini saatnya rehat dan melepas kelelahan dengan menginap di Uluwatu. Banyak sekali pilihan hotel di Uluwatu, namun saya sarankan sih untuk booking hotel murah dengan fasilitas yang oke. Memang ada hotel murah terus ada WIFI gratis, AC, TV Layar datar, shower air hangat dan air minum gratis? Tenang saja, saya punya rahasianya.
Sudah tidak sabar ya? Airy Rooms, iya rahasianya cuman ini. Airy Rooms sudah ada di kota-kota besar (sekitar 13 kota di Indonesia) dan sudah tersedia lebih dari 1.000 kamar. Selain itu, Airy Rooms harganya sangat terjangkau dengan fasilitas kamar yang lengkap dan nyaman. Cara booking di Airy Rooms pun mudah, bisa melalui whatsapp dan telepon langsung. Dan untuk metode pembayaran bisa melalui transfer bank, tidak perlu kartu kredit.
![]() |
Hotel Airy Jimbaran Raya Uluwatu Dua 108 Bali (sumber : airyrooms.com)
|
Nah, untuk pemesanan daerah Uluwatu bisa langsung cek website Airy Rooms dan pilih lokasi Uluwatu kemudian muncul kamar yang tersedia yaitu di Hotel Airy Jimbaran Raya Uluwatu Dua 108 Bali. Setelah melalui whatsapp atau telepon. Done, hotel siap ditempati.
Monyet di Uluwatu memang jail. Tapi itu tak menghentikan orang tiap hari datang kesana lihat sunset dan menikmati tari kecak ya Man 🙂
jadi kepengen jalan-jalan ke uluwatu lagi…
good experience…
kisah yang kocak plus bagus untuk disimak, haha,
bahh..waktu di uluwatu malah kacamata saya dihancurkan hingga berkeping-keping..
*nangis di bawah pohon*
In ceritanya :
http://muslimtravelergirl.blogspot.co.id/2014/03/bali-jalan-jalan-kesasar.html
untung sudah siap dengan serbuan monyet, kacamata teman saya yang orang Korea diembat sama monyet. hihihihi….tapi pemandangan Uluwatu worth it banget!!
Udah tiga kali ke Bali, tapi gak pernah ke Uluwatu. Takut sama monyet, hiksss
meskipun banyak monyet2 disana entah kenapa tiap kebali saya selalu menyempatkan pergi ke uluwatu hanya untuk sekedar menikmati hamparan laut dan tebing yang menjulang tinggi, menyadarkan saya betapa kecilnya kita dan bukan apa2 #mendadaktobat
Tuh monyet bawa sendal siapa ya hahaha
Uluwatu eamng keren sih, kalau ke Bali pasti ke sini selain ke Sanur
Emang monyet-monyet di sana suka iseng. Tapi seyogyanya diikhlaskan ya 🙂
monyetnya kasian :3
kasian ya sandalnya di ambil sama monyet tapi untungnya ada yang ngembaliin..