Uncategorized

Ubud Bali Weekend Gateways – Pilihan Tempat Wisata Unik Dan Terbaik

Tak bosan dan selalu menemukan sesuatu yang baru dari setiap perjalanan ke Bali. Kali ini Ubud menjerat hati untuk lebih mendekatkan diri pada alam. Dari gambaran teman, Ubud adalah hijau dan sunyi. Ribuan pohon menutup area ini membuat sejuk raga dan pikiran. Berkat film Eat, Travel and Love, Ubud seperti menyedot perhatian wisatawan asing untuk mampir dan sekedar menikmati alamnya. Memang kesan ‘tua’ selalu menyelimuti Ubud, namun daripada menambah kepenatan dengan hingar bingar kehidupan, lebih baik merentas sepi dan mendekatkan diri pada keabadian kehidupan. 
Beberapa kali menjelajah Ubud, sepertinya waktu selalu kurang saja. Ingin berlama-lama dan benar-benar menyatu dengan terasering sawah, hutan-hutan dan masyarakat lokal yang ramah dan menyambut saya bagaikan saudara sekandung. Bagi yang menyukai alam, pastinya tidak akan bosan, pun penikmat seni seperti lukisan, Ubud memiliki museum Seni yang unik dan menarik untuk dikunjungi. 

Memberi Makan ‘Monyet’ Di Monkey Forest 

“Kita mau memberi makan saudara ya di Ubud?”, Sejenak saya mencerna apa saja yang diucapkan rekan kerja. Pikir saya, Saudara berhubungan dengan manusia dna mungkin saja Masyarakat Ubudlah yang akan kami kunjungi. Kemudian, saya hanya terdiam mengikuti perjalanan ke arah yang dituju.

Mobil yang membawa kami berhenti dengan sempurna. Sekeliling hanyalah hutan lumayan lebat. Ah, mungkin saja warganya tinggal didaerah hutan seperti ini. Masih belum tersadar, sampai pada saat kami melangkah masuk melewati gerbang dan kami disambut hangat sekawanan ‘Saudara’. Saya tersenyum. Oh, jadi inilah ‘Saudara’ kami yang akan kami beri makan. Segerombolan monyet berlalu-lalang menyambangi makanan yang diberikan pengunjung dari berbagai macam negara. Kamera yang saya pegang lantas menjadi saksi kelucuan tingkah polah monyet yang sedang makan.

Monkey Forest menurut saya pilihan yang tepat pada saat berada di Ubud. Liburan bersama keluarga menjadi menyenangkan dengan cara mengenalkan dan mendekatkan anak-anak kepada hewan seperti monyet.

Akses menuju Monkey Forest cukup memenuhi standar karena sudah beraspal, namun jalanan di Ubud berukuran sedang, jadi sebaiknya mengunakan kendaraan berukuran sedang seperti mini bus.

Alamat Jalan Monkey Forest, Padangtegal, Ubud.

Belanja Di Pasar Seni Ubud

Memahami sebuah karya seni memang relatif gampang-gampang susah. Seni memiliki makna dan definisinya sendiri-sendiri. Tak semua orang menafsirkan hal yang sama tentang satu benda, bisa saja menurut saya bagus, belum tentu juga menurut yang lain bagus. Begitulah lika-liku seni, selalu menarik untuk diikuti.

Ubud memiliki Pasar Seni. Seperti yang kita ketahui, Bali merupakan surga bagi pengemar barang seni seperti lukisan, kerajian tangan dan benda-benda seni lainnya. So, it’s time to Shopping guys. Oh iya, seperti kebanyakan pasar di Bali, pada saat memasuki gerbang, kita akan melihat sebuah gapura yang mirip dengan Pura. Selain itu, disetiap sudut tertentu terdapat sesajen berisi dupa, bunga dan makanan.

Selain barang seni, Pasar Seni Ubud juga menjual pakaian dan kain tradisional. Nah, bagi yang menyukai kain-kain tradisional dan kain pantai, bisa berburu disini. Mengenai harganya? Jangan Khawatir, dengan keahlian menawar, harga yang tadinya tinggi akan didapat dengan harga pas dan puas.

Menyucikan Diri Di Pemandian Suci Tirta Empul

Konon, Kawasan Tampak Siring merupakan hutan belantara tempat pelarian Raja Mayadewana. Raja menentang rakyat menyembah Dewa dan tidak mengikuti perintahnya. Sebagai bagian dari protesnya, Raja kemudian melarikan diri ke kawasan ini. Raja kemudian mengubah mata air menjadi beracun sehingga menyebabkan kekacauan. Dewa pun tidak menghancurkan mata air tersebut, melainkan merubahnya menjadi mata air suci sampai sekarang. Mata air tersebut mengalir sampai ke sungai-sungai disekitar Tampak Siring.

Tirta Empul berarti air suci dan di mata air inilah dilaksanakan Melukat untuk menyembah Dewa dibawah 13 pancuran suci. Tradisi ini masih dilaksanakan sampai sekarang dan merupakan ritual yang unik di Ubud. Bagi pengunjung yang ingin mengikuti ritual, siapkan segala perlengkapan untuk menikmati air suci.
Merentas Sepi Di Candi Tebing Gunung Kawi
Candi Tebing Gunung Kawi, saat pertama kali mendengar, saya mengiranya sebagai sebuah candi yang berada di Gunung Kawi. Namun, perkiraan saya sirna saat melihat gambar-gambar dalam instagram. Candi yang selama ini terbuat dari batu-batuan dan berdiri megah menjulang ke angkasa, seakan terpatahkan dengan adanya tempat perisirahatan abadi Raja-raja Dinasti Udayana ini.

Sekilas, bentuk Candi Tebing Gunung Kawi menyerupai Pura memuja para Dewa di Pulau Dewata. Namun, yang unik, Candi ini bukan dibangun diatas tanah melainkan dipahat di dinding perbukitan. Mungkin,inilah salah satu tempat terunik yang terdapat di Bali.

Menyelami Hati Di Goa Gajah 

Goa Gajah, bukanlah tempat tinggal sekawanan Gajah. Seperti kita ketahui, di Bali sangat sulit mendapatkan habitat Gajah, tidak seperti Sumatra sebagai pusat Gajah di Indonesia. Saat memasuki kawasan wisata, terdapat sumber mata air, Pura dan Goa. Tidak terdapat tanda-tanda kehadiran Gajah disini. Goa Gajah berasal dari sebuah kata ‘Lwa Gajah’, Kata Lwa berarti sungai. Secara keseluruhan, Lwa gajah merupakan tempat pertapaan yang berada di pinggir sungai.
Luas Goa Gajah sekitar 2 meter persegi dan berbentuk seperti huruf T. Masuk ke dalam Goa, rasa sunyi dan hening. Mungkin, ini alasan mengapa Goa ini dijadikan sebagai tempat pertapaan. Hiruk-pikuk Dunia luar tak terdengar sedikit pun. Rasa Damai sekaligus mendekatkan diri kepada Sang Pencipta pun kemudian timbul secara perlahan-lahan.
Mengenal Seni Di Museum Antonio Blanco
Pengemar Seni terutama Lukisan, sangat wajib mengunjungi Museum satu ini. Museum Antonio Blanco, sebuah museum didedikasikan kepada Pelukis Keturunan Spanyol. Lukisannya mengambarkan keindahan wanita dan penari Bali. Pada tahun 1953, Antonio Blanco menikah dengan Penari Bali, dan pada akhirnya Istrinyalah merupakan Inspirasi utama untuk lukisan-lukisannya. 
Pemiliki Museum adalah seorang berwarga negara Filipina yang membangun rumah sekaligus museum diatas tanah pemberian Raja Ubud dari Puri Saren. Saat ini, Museum Antonio Blanco tak hanya memajang karya dari Antonio, namun juga karya Anaknya yang meneruskan bakat seni yang dimiliki oleh Ayahnya. 
Jalan-Jalan Santai Di Campuhan Ridge Walk (Bukit Campuhan)
Saat matahari belum mulai nampak, saya mencoba menangkap momen sunrise. Bersama 3 orang teman di Ubud, saya naik motor mengejar matahari. Mulanya, saya urung ke Bukit Campuhan karena jalanan menanjak, namun setelah melewati beberapa tanjakan ternyata Campuhan sudah terlihat. Matahari rupanya masih malu-malu bersembunyi dibalik Pohon di sudut sebelah kanan. 
Disebelah kanan dan kiri, terdapat sungai yang membelah bukit sehingga posisi kami tepat diapit oleh dua sungai. Alam memang punya cara unik untuk kami nikmati seperti udara pagi yang segar dan pemandangan hijau yang tak habis kami pandang. Bagi pengemar jalan-jalan dan foto-foto cantik bersama teman-teman, tempat ini paling cocok.    

Foto-Foto Cantik Di Tegal Alang 

Penat dengan rutinitas, bolehlah sekali-kali menikmati pemandangan sawah nan hijau di Ubud. Yup, Tegalalang merupakan salah satu bukit persawahan dengan sistem pengairan terasering. Udara segar sangat terasa ketika menuruni persawahan. Banyak spot foto terbaik sehingga apabila tidak mau menuruni bukit, cukup diatas saja tinggal berpose. 

Warga Jakarta maupun wisatawan mancanegara pastinya akan sangat terhibur dengan tempat wisata satu ini. Selain area persawahan, dilokasi juga terdapat restoran dan penjual kerajinan seperti kain khas Bali, gantungan kunci, ukiran dan lainnya.

Ubud memiliki banyak sekali tempat wisata lain selain yang saya bahas diatas, so jangan khawatir kehabisan tempat wisata di Ubud. Oh iya, setidaknya dibutuhkan waktu satu bulan untuk mengunjungi seluruh wisata di Ubud dan Bali. Oh iya, jangan sampai lupa untuk menginap di Homestay Local warga Ubud yang memiliki keunikan yang tidak dimiliki oleh Hotel-Hotel Mewah lainnya. 

Sensasi Menginap Homestay Warga Lokal Ubud 

Pernah berinteraksi dengan Warga Lokal Ubud, Bali? Pastinya sangat jarang berinteraksi secara langsung kecuali pada saat di restoran, tempat wisata, pasar dan lainnya. Masak bersama warga lokal, kemudian belajar menari langsung dari masyarakatnya atau sekedar belajar bahasa Bali secara langsung, sangat dapat dilakukan jika menginap di Local Homestay. 
Beberapa waktu lalu, saya sempat menginap di dua Homestay di daerah Ubud, yaitu Tebasaya dan Jati Homestay. Keduanya memiliki kelebihannya masing-masing, seperti Tebasaya yang memiliki bangunan sangat luas dan fasilitas sangat lengkap, sedangkan Jati Homestay merupakan salah satu homestay dengan bangunan tradisional dengan material bambu. Mengenai fasilitas Homestay, tidak usah dirisaukan, seluruh fasilitas seperti peralatan mandi, televisi, AC, WIFI, breakfast dan lainnya sudah sangat terpenuhi disini. Oh iya, harganya ternyata bisa ditawar loh, jika menghubunginya melalui telepon. So, tunggu apa lagi, yuk menginap di Local Homestay. Informasi mengenai Ubud Local Homestay bisa diakses melalui website http://www.ubudlocalhomestay.com.

Anda mungkin juga suka...

11 Komentar

  1. Fajrin Herris says:

    Asyik banget Mas tempatnya.. Kapan y bisa kesini.. ��

  2. Hahaha Ayooo nanti bisa aja kok ke sini hihihi

  3. seru juga ia bisa liburan ke Ubud, wisatanya gak aklah sama di kuta …

  4. Ubud itu tempat pelarian dari kepenatan kota. Suasananya adem banget, ya, Kak. 🙂

  5. Di Ubud ada restoran Bebek Bengil yang endesss tapi namanya lupa bah! faktor usia dan butuh piknik lagi ke Bali. Saya udh lama banget ngak ke Bali terakhir tahun 2008 ( astafilloh udh lama amat ini )

  6. Liburan sambil menikmati suasana alam di ubud emang cara yang ampuh untuk mengusir kejenuhan.

  7. keren mas, kayaknya masih

  8. ah sejuk sekali suasanannya gan.. jadi kepincut pengen kesana …

  9. Thanks yaa, infonya!

  10. Pemandangan yang sangat menakjubkan ini tempat rekreasi murah dan meriah….tidak harus merogoh kocek banyak…..

  11. beh… asri banget tempatnya… bisa jadi salah satu referensi destinasi liburan akhir tahun nih… makasih mas atas reviewnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *